Minggu, 25 Desember 2016

2PA04-Tulisan-Denny Faizal Rasad-Internet Addiction Terhadap Bigo Live

INTERNET ADDICTION TERHADAP BIGO LIVE

Beberapa belakangan ini Indonesia kedatangan salah satu applikasi virtual baru yang cukup viral dan digemari para pecinta sosial media. Tercatat lebih dari 10 juta pengguna smartphone telah mengunduh aplikasi ini. Applikasi tersebut bernama Bigo Live. Apa itu Bigo Live? Bigo Live adalah aplikasi broadcast video live streaming yang dikhususkan untuk pengguna smartphone. Aplikasi ini memungkinkan kita untuk menyiarkan kegiatan diri sendiri secara online melalui kamera smartphone dan langsung ditonton oleh member-member Bigo Live yang lain pada waktu yang sama.


 Aplikasi Bigo Live berbeda dari aplikasi yang terdahulu seperti camfrog dan lainnya, karena pada Bigo Live anda akan ditampilkan berbagai “channel” pengguna aktif yang bisa langsung anda tonton dengan cara Tap salah satu broadcaster. Dan disini anda bisa menjadi broadcaster (penyiar) ataupun viewer (penonton). Fitur yang diandalkan adalah fitur gift. Gift ini bisa menjadi salah satu pendapatan untuk broadcaster dari live broadcastingnya. Gift bisa berupa beans atau diamond yang diberikan oleh para viewer mereka sebagai bentuk penghargaan. Nilai tiga diamond setara dengan 10 beans atau 3.000 diamond = 10. 000 beans.


Namun pada Bigo Live terdapat yang namanya broadcaster resmi atau official broadcaster/official host. Mereka adalah broadcaster yang rutin melakukan siaran di Bigo Live. Tentu saja mereka sebagai penyiar resmi mereka dibayar untuk setiap siaran yang dilakukan seperti bekerja formal. Karena mendapatkan gaji dari Bigo Live, maka tidak semua orang bisa menjadi official broadcaster. Mereka yang berminat, harus mengikuti seleksi terlebih dahulu. Beberapa syarat untuk menjadi broadcaster di antaranya cowok atau cewek berusia 16 – 30 tahun, memiliki penampilan fisik yang menarik, komunikatif dan menyenangkan.


Untuk menarik perhatian agar mendapat gift mereka terkadang rela untuk mengumbar syahwat mereka agar bisa mendapatkan gift dari para viewer mereka, meskipun peraturan di Bigo melarang hal tersebut faktanya masih banyak ditemukan para broadcaster yang melakukan hal tersebut. Mengingat applikasi ini bisa menjadi lahan pendapatan mereka. Tidak jarang mereka yang menjadi pengguna Bigo rela menghabiskan waktu mereka 24 jam untuk menonton broadcaster ataupun menjadi broadcaster. Sehingga applikasi ini seketika banyak orang yang menjadi kecanduan internet atau Internet Addiction.

INTERNET ADDICTION

Apa itu Internet Addiction? Kecanduan internet atau yang biasa disebut dengan Internet Addiction Disorder (IAD), menurut Stephen Juan, Ph.D, seorang antropolog dari University of Sydney, antara lain:
         ·            Selalu menghabiskan lebih banyak waktu di internet sehingga menguras waktu efektif yang ada. Pada saat tidak menggunakan internet, muncul gejala-gejala penarikan diri, seperti cemas, gelisah, mudah tersinggung, menggigil, atau bermimpi menggunakan internet.
         ·            Mengakses internet lebih lama dari yang diniatkan pada awalnya.
         ·            Kegiatan penting menjadi berkurang demi menggunakan internet.
         ·            Hubungan sosial, pekerjaan, atau pendidikan terganggu karena penggunaan internet.
         ·            Internet digunakan sebagai alat untuk melarikan diri.
         ·            Menyembunyikan penggunaan internet dari keluarga atau teman.

Gangguan kecanduan internet meliputi banyak hal, seperti jejaring sosial, pornografi, judi online, game online, chatting, dan lain-lain. Jenis kecanduan internet memang tidak tercantum dalam diagnostik manual dan statistik gangguan mental, namun secara teknis, hal ini dikatakan sangat relevan dengan bentuk kecanduan akibat judi, selain itu, American Psychological Association (APA) secara formal juga menyebutkan bahwa kecanduan ini termasuk dalam salah satu gangguan.

FAKTOR ETIOLOGI TERJADINYA ADDICTION

1.     Cognitive-behavioral model
Peningkatan yang pesat dalam penggunaan internet mengakibatkan penggunaan menjadi bermasalah, bahkan menjadi penyimpangan untuk beberapa individu yang berupa kecanduan. Masalah yang memiliki korelasi yang erat dengan penggunaan berlebihan dan penyalahgunaan internet adalah ketidakmampuan untuk berhenti mengakses internet, menghabiskan waktu semakin lama dengan internet, dan perasaan rindu atau cemas ketika tidak menggunakan internet.
Cognitive-behavioral model mengenai IAD mendefinisikan penggunaan internet secara sehat, seperti penggunaan internet untuk tujuan yang jelas dan dengan jangka waktu yang dianggap wajar dalam kondisi tertentu.
Davis (2001) mengusulkan Pathological Internet Use (PIU) dengan pendekatan cognitive-behavioral model, yang menekankan pikiran / kognisi individu sebagai sumber utama perilaku abnormal. Davis menetapkan bahwa gejala kognitif PIU bersifat serupa dengan dasar teori kognitif depresi, di mana menyebabkan gejala emosional.
2.     Neuropsychological Model
Seorang individu akan diklasifikasikan sebagai pecandu internet saat memenuhi salah satu dari tiga gejala berikut:
         ·            Merasakan bahwa lebih mudah mengaktualisasikan diri secara online dibanding secara nyata.
         ·            Mengalami dysphoria dan tertekan setiap tidak ada waktu untuk mengakses internet / akses internet rusak.
         ·            Menyembunyikan penggunaan internet kepada keluarga / orang terdekat.
3.     Situational factor
Faktor situasional juga memiliki peran dalam berlangsung / dimulainya kecanduan internet, seperti di saat memiliki masalah dalam kehidupan nyata (perceraian, kematian, dll), individu akan menyerap diri dalam dunia maya untuk mengalihkan perhatiannya, di mana hal ini dapat terjadi secara terus menerus.
4.     Compensation theory
Dalam psikologi, kompensasi diartikan sebagai sebuah strategi untuk menutupi kekurangan baik nyata / khayalan, dan inferioritas pribadi / fisik. Kompensasi yang positif dapat membantu seseorang untuk mengatasi kesulitannya. Namun, kompensasi negatif bersifat sebaliknya. Ada dua jenis kompensasi, overcompensation ditandai dengan target keunggulan, upaya untuk berjuang, dan lain-lain. Dan undercompensation yang mencakup permintaan untuk bantuan, menutup diri, dan takut untuk hidup.


JENIS-JENIS ADIKSI
Terdapat juga jenis-jenis dari IAD yang diambil dari Kimberly S. Young, et. al. (2006), antara lain:
·            Cyber-sexual addiction  kecanduan kepada hal-hal yang bersifat seksualitas yang tersaji secara eksplisit, juga terlibat dalam pengunduhan dan distribusi gambar-gambar khusus orang dewasa.
·            Cyber-relationship addiction  individu yang kecanduan untuk ikut dalam layanan chat room dan seringkali menjadi terlalu terlibat dalam hubungan pertemanan online, bahkan terikat dalam perselingkuhan virtual.
·            Net compulsions  kecanduan perjudian, belanja, dan perdagangan online.
·            Information overload  mengacu pada web surfing yang bersifat kompulsif.
·            Computer addiction  bermain game komputer yang bersifat obsesif.

Referensi:
Young, Kimberly S. 1999. Internet Addiction: Symptoms, Evaluation, and Treatment. Innovations in Clinical Practice Vol. 17. Sarasota, FL: Professional Resource Press.
Demetrovic, Zsolt, et.al. 2008. The three-factor model of Internet addiction: the development of the Problematic Internet Use Questionnaire.








Rabu, 26 Oktober 2016

2PA04-Tugas2-Kelompok6-Tes Psikologi Online

Fenomena  Tes Psikologi Online

Di zaman yang sudah modern ini, kemajuan teknologi telah berkembangan dengan sangat pesat. Hal tersebut dapat kita lihat dari berbagai aspek kehidupan manusia yang semakin hari semakin bertambah kebutuhannya. Salah satu contoh dari kemajuan teknologi tersebut adalah adanya penggunaan internet. Banyak cara yang dilakukan oleh users dalam memanfaatkan penggunaan internet, diantaranya dengan menggunakan internet dalam mengolah lahan bisnis, dapat menjalin komunikasi melalui sosial media, dapat bermain permainan seperti game online, serta dapat mencari tahu sumber informasi tentang hal apapun yang dapat memperluas wawasan ilmu pengetahuan kita. Tak hanya itu, melalui internet kita juga dapat mengakses tes-tes psikologi/psikotes secara online. Dengan adanya internet ini, memudahkan kita untuk mencari soal-soal psikotes yang dapat membantu kita apabila kita ingin mengikuti suatu tes psikologi untuk melamar pekerjaan di suatu perusahaan. Di internet ini, tidak hanya terdapat soal-soal psikotes saja tetapi juga terdapat kunci jawabannya. Selain itu, banyak pula yang mempublikasikan tentang “tips and trik” bagaimana mengahadapi psikotes agar hasil yang diperoleh bagus sesuai dengan yang diharapkan.

Ø  Pengertian dan Tujuan

  Test Psikologi adalah suatu teknik yang terstruktur yang digunakan untuk menmghasilkam satu contoh perilaku terpilih. Contoh perilaku ini digunakan untuk membuat kesimpulam tentang atribut-atribut psikologis dari seseorang yang sedang ditest. Beberapa contoh atribut orang adalah intelegensi, selfesteem ( harga diri ), need for achievement ( kebutuhan berprestasi ) , dan lain-lain. Dengan perkembangan internet pun, kini kita dapat melakukan test psikologi secara on-line tanpa harus pergi ke psikiater ataupun mengikuti kegiatan-kegiatan test psikologi dengan biaya-biaya yang lumaian mahal sesusai dengan fasilitas atau alat yang digunakan dalam penelitian test psikologi.

  Anne Anastasi (1976) mengatakan bahwa tes pada dasarnya adalah suatu pengukuran yang obyektif dan standar terhadap sampel perilaku. Brown (1976) mengatakan bahwa tes adalah suatu prosedur yang sistematis guna mengukur sample perilaku seseorang. Namun Brown menganggap bahwa ciri sistematis tersebut telah mencakup pengertian obyektif, standar, dan syarat-syarat kualitas lainnya.

  Definisi yang lebih lengkap dapat dikutipkan langsung dari pendapat Cronbach yang dikemukakan dalam bukunya Essentials of psychological Testing, yaitu: “….a systematic procedure for observing a person’s behavior and describing it with the aid of a numerical scale or a category system” (Cronbach, 1970).

  Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, Psikotes adalah prosedur pemeriksaan yang telah mengalami pembakuan, yang dimaksudkan untuk menyelidiki dan menetapkan sifat-sifat psikis khusus individu; pengujian mental. 

Psikotes adalah tes yang dilakukan untuk mengukur aspek individu secara psikis. Tes ini dapat berbentuk tertulis, proyektif, atau evaluasi secara verbal yang teradministrasi untuk mengukur fungsi atau kemampuan kognitif dan emosional seseorang. Tujuan dari dilaksanakannya tes ini adalah untuk mengukur berbagai kemungkinan atas bermacam kemampuan orang secara mental dan faktor-faktor yang mendukungnya, termasuk prestasi dan kemampuan, kepribadian, dan intelegensi. Jadi, psikotes adalah serangkaian kegiatan yang dilakukan untuk mengetahui gambaran seseorang mulai dari kemampuan kognitifnya, kondisi emosinya, kecenderungan-kecenderungan sikap dan hal-hal yang mempengaruhi kecenderungan tersebut. Dalam psikotes, kemampuan yang diukur tidak melulu terkait dengan IQ seseorang. Selain tes IQ ada juga tes kepribadian, dan wawancara. Dari integrasi tes-tes tersebut, maka akan diperoleh gambaran mengenai orang yang di tes yang kemudian disesuaikan dengan kebutuhan perusahaan. 

Ø  Dampak Positif Tes Psikologi Online

a.       Tidak perlu keluar rumah untuk tes psikologi kita bisa mengerjakannya kapan saja dimana saja melewati web tes psikologi online dengan akses internet.
b.       Efisien dan efektif. Dapat mempermudah pekerjaan psikolog dalam menskoring hasil tes dengan adanya software untuk skoring hasil tes yang bersangkutan dan hemat waktu (dapat diselesaikan dalam waktu yang relatif singkat).
c.        Tesnya pun tidak di batasi bisa sebebas mungkin kita melakukannya dan berbagai tes yang lainnya.
d.       Kita bisa mendapatkan pengetahuan tentang soal-soal tes dan tips cara menjawab psikote tersebut.
e.        Selain itu tes psikologi melalui online sangat menghemat uang saku kita hanya mengandalkan akses internet saja, dari pada kita harus berbayar sebesar ribuan sampe ratusan.
f.        Hasilnya pun langsung bisa kita ketahui tanpa menunggu waktu yang lama.
g.        Setelah hasil di ketahui, hasil kita tersebut bisa membuat kita lebih termotivasi lagi bisa tahu kepribadiaan, prilaku, IQ, bakat, dan sebagainya.

Ø  Dampak Negatif Tes Psikologi Online

a.       Kerahasiaan alat Test semakin terancam.
b.      Individu akan mengalami resistansi (kebal) atau sudah mengetahui materi tes sehingga mengerjakan tes tidak sebagai dirinya sendiri melainkan menampilkan sisi-sisi baik yang dapat membuat hasil tes terlihat baik.
c.       Dalam melakukan wawancara secara online, dikhawatirkan individu tidak menampilkan dirinya secara benar, yaitu individu yang diwawancara disorot dengan webcam tetapi yang mengetik jawaban adalah orang lain. Ataupun jika melalui suara, dikhawatirkan akan adanya gangguan atau tidak lancarnya jaringan sehingga video maupun suara yang ada akan patah-patah (jaringan lemot), yang mengakibatkan terganggunya proses wawancara.
d.      Banyaknya informasi yang diterima sering kali membuat kita kesulitan dalam memilah prioritas dan menentukan kebenaran informasi tersebut. Bahkan tidak jarang orang percaya begitu saja terhadap informasi yang diterimanya, tanpa terlebih dahulu menyelidiki kebenaran dari informasi yang dia terima (Dewin, 2010). Dalam hal ini, misalnya lamaran yang diterima melalui email.
e.       Dengan adanya programmer yang dapat membuat software skoring alat tes psikologi, membuat programmer tersebut dapat melakukan pekerjaan orang-orang psikologi dalam hal skoring hasil.
f.       Posisi negatifnya juga jika kita melakukan tes psikologi secara online kita belum tau pasti web tersebut resmi atau tidak, di era yang sekarang ini teknologi sudah sangat canggih belum tentu yang membuat web tes psikologi tersebut psikolog sungguhan melainkan orang-orang biasa.
g.      Tes psikologi secara online ini sebenarnya sangat merugikan para psikolo-psikolog yang lain karena tes ini bisa membuat nama psikolog menjadi tidak bagus di mata para masyarakat dan tes psikologi ini membuat para orang percaya sehingga banyak orang yang lebih memilih tes online dari pada datang langsung ke psikolog, selain itu juga biayanya pun hemat di banding datang ke psikolognya.
h.      Alat Test psikologi yang dibuat simulasinya hanyalah berdasarkan indikasi-indikasi yang sudah ditetapkan sesuai apa yang sudah diprogramkan tanpa melihat aspek-aspek seperti observasi, wawancara dan hal-hal lain yang mendukung data tersebut menjadi valid.

Daftar Pustaka:
http://dahlanforum.wordpress.com/2010/05/02/pengertian-tes-psikologis-instrumen-yang-digunakan-untuk-mengukur-kemampuan-potensial-psikologis-subyek/

http://jengpit.wordpress.com/2010/12/15/situs-situs-penyedia-tes-iq-psikologi-online-gratis/

http://noviandriani123.blogspot.com/2012/11/tes-psikologi-online-dampak-positif.html

https://ajengjiwapangestu.wordpress.com/2012/12/04/dampak-positif-dan-negatif-tes-psikologi-online/
Npm
Nama
Jobdesk
URL
11515004
Arin Ferdian
Searching
11515147
Aulia Fazriana
Searching
11515690
Denny Faizal Rasad
Searching
11515855
Diana Eridawahyu
Searching
13515423
Irfa Muflihah
Editing/ Searching